SAFE (SMART ALERT FOR EARTHQUAKE): EDUKASI DAN SIMULASI KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANA GEMPA BUMI
- December 1, 2025
- Admin
- 0
FIKES UPNVJ – Pada hari Jumat, 14 November 2025, telah berlangsungnya kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul “SAFE (SMART ALERT FOR EARTHQUAKE): Edukasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi” sebagai tugas mata kuliah manajemen bencana dan pengembangan teknologi keperawatan. Acara ini dilakukan secara luring di Kantor Desa Kp Lelegok RT.05/RW.02, Jampang, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi melalui implementasi promosi kesehatan berbasis komunitas guna meminimalkan risiko serta dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Acara diawali dengan persiapan dan registrasi peserta pada pukul 08.00 – 08.30 WIB. Para panitia dari UPN “Veteran” Jakarta memastikan kesiapan seluruh kegiatan pengabdian masyarakat ini. Registrasi peserta dilakukan dengan mencatat identitas peserta lalu diikuti dengan pengecekan tekanan darah sebagai bagian dari skrining awal.
Pada pukul 08.30 – 08.35, acara resmi dibuka oleh MC sebagai tanda dimulainya rangkaian kegiatan. Setelah pembukaan, MC memimpin pembacaan doa untuk memohon kelancaran acara. Selanjutnya, MC membacakan susunan acara agar peserta mengetahui alur kegiatan yang akan berlangsung. Acara kemudian dilanjutkan dengan penayangan video keselamatan lingkungan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada pukul 09.58 WIB dengan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman awal peserta. Berdasarkan hasil pre-test, nilai rata-rata peserta sebesar 76 dengan rentang nilai 55–90, menunjukkan tingkat pengetahuan awal yang cukup baik.
Setelah itu pada pukul 10.10 WIB dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai gempa serta teknik dasar pertolongan pertama yang disampaikan oleh pemateri. Materi ini menekankan pentingnya respons cepat dan tepat ketika bencana terjadi.
Pada pukul 10.40 WIB dilakukan penayangan video keselamatan lingkungan serta contoh pembuatan video aksi first aid oleh demonstran sebagai media pembelajaran visual yang mudah dipahami.
Kegiatan kemudian berlanjut dengan simulasi first aid pada pukul 11.10 WIB yang dipandu oleh pemateri, koordinator, serta fasilitator. Peserta diberikan kesempatan mempraktikkan secara langsung penanganan kondisi korban, seperti luka ringan dan kehilangan kesadaran saat gempa.

Selanjutnya pukul 11.40 WIB dibuka sesi tanya jawab untuk memperjelas pemahaman peserta, dan dilanjutkan dengan pengerjaan post test oleh peserta untuk mengetahui pengetahuan peserta
setelah diberikan edukasi pada pukul 11.50 WIB. Setelah mengikuti materi dan simulasi, terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil post-test, dengan rata-rata nilai 92 dan rentang nilai 80–100. Peningkatan sekitar 16 poin ini mengindikasikan bahwa kegiatan edukatif yang diberikan sangat efektif dalam memperkuat pemahaman peserta terkait mitigasi gempa dan first aid.
Sebelum penutup acara, para peserta melakukan pengisian evaluasi kegiatan terhadap panitia pada jam 12.00. Kemudian acara ditutup pada pukul 12.10 WIB oleh MC sebagai rangkaian akhir kegiatan dan disertai sesi foto bersama. Evaluasi kepuasan peserta menunjukkan bahwa mayoritas peserta merupakan perempuan (80%). Mereka menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, dengan 46,7% peserta memberikan penilaian “Sangat Baik” terhadap pelaksanaan kegiatan, sementara sisanya menilai dalam kategori baik dan cukup. Meskipun demikian, terdapat beberapa peserta yang terdistraksi pada beberapa sesi karena adanya kendala teknis dalam penayangan video dan tampilan presentasi, sehingga hal ini menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara untuk meningkatkan kesiapan media dan perangkat dalam kegiatan selanjutnya. Secara keseluruhan, kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana gempa bumi serta kemampuan dasar pertolongan pertama. Diharapkan peserta mampu mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dan menyebarkannya kepada lingkungan sekitar, sehingga semakin banyak masyarakat yang siap menghadapi situasi darurat dan meminimalkan risiko cedera saat bencana terjadi.
