FIKES UPNVJ - Pada Minggu hingga Senin, 4—5 September 2022, dilaksanakan Lokakarya Peninjauan Penerapan Kurikulum Adaptasi MBKM pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) Regional DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Lokakarya diselenggarakan di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani (FITKes Unjani), Cimahi secara hybrid. Fakultas Ilmu Kesehatan UPN “Veteran” Jakarta diwakili oleh Bapak Arga Buntara, SKM, MPH selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana UPN “Veteran” Jakarta.
Kegiatan pada hari Minggu, 4 September 2022 dimulai Pukul 9.00 WIB. Ibu dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., PhD selaku Ketua AIPTKMI membuka dengan sambutan. Setelah sambutan, terdapat tiga materi yang disampaikan. Yang pertama, Ketua AIPTKMI memaparkan “Perkembangan Profesi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Beliau menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 memaksa para tenaga kesehatan masyarakat untuk dapat beradaptasi dan berubah. Beliau juga menambahkan bahwa saat ini, kita berada di era Public Health 3.0. dimana determinan sosial berperan penting dalam penentuan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Beliau juga menjelaskan mengenai skiil yang sangat dibutuhkan bagi tenaga kesehatan masyarakat.
Materi kedua disampaikan oleh Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes., PhD. Beliau memaparkan “Tinjauan Kurikulum Program Pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat Tahun 2021”. Pada kesempatan tersebut, beliau menjelaskan mengenai profil lulusan, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), dan bahan kajian kesehatan masyarakat. Perumusan Standar Kurikulum Pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat yang terbaru dipicu oleh penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Melalui regulasi tersebut, muncul konsep yang saat ini dikenal dengan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan hak mahasiswa sebesar 20—40 SKS untuk belajar di luar kampus. Ibu Fajar juga menjelaskan komponen kurikulum yakni profil lulusan, lalu diturunkan secara berurutan ke capaian pembelajaran (kompetensi), bahan kajian dan kedalamannya, nama mata kuliah (kelompok bahan kajian), bobot mata kuliah dan SKS setiap semester, serta Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
Materi ketiga disampaikan oleh Bapak Ir. Suyatno, M.Kes. sebagai perwakilan dari Bidang Mutu AIPTKMI. Beliau menyampaikan tentang “Mengintegrasikan Kegiatan MBKM dalam Kurikulum Prodi S1 Kesehatan Masyarakat”. Melalui Standar Kurikulum yang terbaru, mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat dinyatakan 100% mengikuti program MBKM karena terdapat 20 SKS MBKM terstruktur (by design). MBKM terstruktur ini terdiri dari MBKM Penelitian (Metode Penelitian dan Skripsi) yang berbobot 8 SKS, MBKM Magang (Pengalaman Belajar Lapangan atau Praktik Kerja Lapangan 1, 2, dan 3) yang berbobot 8 SKS, dan MBKM Kewirausahaan sebesar 4 SKS. Mahasiswa Sarjana Kesehatan Masyarakat juga diberikan kebebasan untuk mengambil 20 SKS program MBKM tambahan sebagai pengganti dari peminatan.
Setelah istirahat siang, kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan pemaparan pelaksanaan kurikulum dan MBKM dari beberapa perwakilan perguruan tinggi kesehatan masyarakat di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. DKI Jakarta diwakili oleh Universitas Respati Indonesia, Jawa Barat diwakili oleh Stikes Dharma Husada Bandung, dan Banten diwakili oleh Universitas Falatehan.
Kegiatan hari kedua, Senin, 5 September 2022, dimulai dengan sambutan dari Dekan FITKes Unjani, yakni Bapak dr. Gunawan Irianto, M.Kes., dan Ketua AIPTKMI Regional DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, yakni Prof. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc.. Lalu, terdapat pemaparan materi dari Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Unjani, yakni Bapak Asep Dian Abdilah, S.Pd., SKM., MM., MH.Kes., mengenai kesukesan prodi yang beliau pimpin dalam meraih akreditasi unggul dari LAM-PTKes. Beliau menyampaikan urgensi dalam membuat plan of action yang jelas, persiapan yang matang, kerjasama yang baik, dokumentasi kegiatan-kegiatan program studi, dan pelaksanaan simulasi visitasi akreditasi yang melibatkan rekan sejawat yang juga berstatus sebagai asesor. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan penandatangan perjanjian kerjasama antara AIPTKMI Regional DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dengan beberapa organisasi, salah satunya adalah Ikatan Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat Indonesia DKI Jakarta. Kegiatan diakhiri dengan sesi makan siang bersama. (AB)