FIKES UPNVJ - Jakarta, 19 Februari 2025 – Dalam rangka memperkuat komitmen terhadap pengembangan sistem kesehatan yang tangguh, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta menyelenggarakan kuliah umum dengan tema "Ketahanan Kesehatan untuk Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045". Kuliah umum ini menghadirkan dr. Mohammad Syahril, Sp. P., MPH, Ketua Konsil Kesehatan Indonesia, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dan Direktur Utama RSUP Fatmawati, sebagai pembicara utama. Dalam sesi tersebut, dr. Syahril memberikan pemaparan mendalam mengenai strategi dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Dr. Syahril menekankan bahwa ketahanan kesehatan bukan hanya tentang respons terhadap bencana atau krisis kesehatan, tetapi juga tentang memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan, agar dapat menghadapi berbagai tantangan baik di tingkat global maupun domestik. Menurutnya, Indonesia perlu memastikan bahwa infrastruktur kesehatan yang ada dapat mendukung kebutuhan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh pelosok negeri, baik itu di wilayah perkotaan maupun daerah tertinggal. "Ketahanan kesehatan yang kuat akan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, di mana rakyat sehat dan produktif akan menjadi kunci kemajuan bangsa," ujar dr. Syahril.
Lebih lanjut, dr. Syahril menggarisbawahi pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan, yang meliputi dokter, perawat, tenaga medis, hingga tenaga pendukung lainnya. Ia menyebutkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan serta menciptakan sistem pelatihan berkelanjutan bagi para tenaga medis agar siap menghadapi tantangan kedepan. “SDM kesehatan yang terlatih dengan baik akan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ketahanan kesehatan nasional,” tambahnya.
Salah satu poin penting yang disorot dalam kuliah umum tersebut adalah pentingnya inovasi dalam pengelolaan kesehatan masyarakat, termasuk penggunaan teknologi digital dalam sistem kesehatan. Dr. Syahril menjelaskan bahwa transformasi digital di sektor kesehatan, seperti telemedicine dan pemanfaatan big data, akan mempercepat pemerataan layanan kesehatan. Ia berharap bahwa dengan integrasi teknologi, kualitas pelayanan dapat meningkat tanpa harus bergantung pada sumber daya manusia yang terbatas di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, dr. Syahril juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam membangun ketahanan kesehatan yang berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab kementerian kesehatan, namun juga sektor lain seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Melalui kerja sama lintas sektor ini, Indonesia dapat menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap berbagai dinamika global dan lokal.
Kuliah umum yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan sejumlah profesional kesehatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dinamis. Dr. Syahril memberikan berbagai wawasan tentang upaya-upaya konkret yang telah dilakukan oleh pemerintah serta tantangan yang masih harus dihadapi dalam mencapai ketahanan kesehatan yang optimal. Sebagai penutup, ia mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mendukung kebijakan dan program-program kesehatan demi mewujudkan Indonesia yang sehat dan produktif, guna mencapai cita-cita besar Indonesia Emas 2045.