FIKES UPNVJ - Pada tanggal 12 Mei 2025 telah dilaksanakan kegiatan Simulasi Kebencanaan Praktik Kesehatan Matra 2025 yang bertema “Optimalisasi Peran Tenaga Kesehatan Matra dalam Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa Bumi”. Kegiatan ini merupakan puncak rangkaian kegiatan dari praktik Keperawatan Matra. Kegiatan ini diselenggarakan setelah melalui fase mitigasi, festival matra, workshop dan skill station penanggulangan bencana. Sehingga diharapkan mahasiswa mampu secara komprehensif siap berperan sebagau tenaga cadangan kesehatan dalam manajemen bencana baik pada fase pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dan kerja sama mahasiswa FIKES UPN “Veteran” Jakarta dari berbagai program studi, yaitu Program Studi Pendidikan Profesi Ners angkatan 2024, Program Studi Keperawatan Program Diploma angkatan 2022, Program Studi Fisioterapi Program Diploma angkatan 2023, dan Program Studi Gizi Program Sarjana angkatan 2022 sebagai bentuk implementasi pembelajaran terpadu atau interprofessional collaboration (IPC) dengan jumlah peserta 320 orang dan 40 orang volunteer yang berperan sebagai korban.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UPN “Veteran” Jakarta Bapak Prof. Dr. Anter Venus, MA, Comm, Dekan FIKES UPN “Veteran” Jakarta Ibu Desmawati, SKp., M.Kep., Sp.Kep.Mat., PhD, Civitas akademika UPN “Veteran” Jakarta, serta Bapak Ns. Welas Riyanto, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku ketua HIPGABI. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan perencanaan bagi mahasiswa Pendidikan Profesi Ners, kemampuan analisis kritis bagi mahasiswa Program Sarjana, dan kemampuan tindakan bagi mahasiswa Program Diploma. Persiapan kegiatan ini telah dilakukan beberapa minggu sebelumnya, termasuk Workshop dan Skill Station yang dilaksanakan pada tanggal 10-11 Mei 2025.
Kegiatan simulasi bencana ini difasilitasi oleh Himpunan Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) selaku mitra kerja sama. Kegiatan dilakukan pada pukul 07.00 - 12.00 WIB, dimulai dari kegiatan Apel Pagi, sambutan sekaligus pembukaan oleh Bapak Rektor UPN “Veteran” Jakarta Prof. Dr. Anter Venus, MA, COMM, dan dilanjutkan dengan kegiatan simulasi bencana gempa bumi di wilayah Limo, Depok. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa peran yang terlibat dalam kegiatan simulasi kebencanaan yaitu, Tim Health Emergency Operational Center (HEOC), Tim Rapid Health Assessment (RHA), Tim Emergency Medical Team Coordination Cell (EMTCC), Tim Triase, Tim Reaksi Cepat (TRC), Tim Evakuator, Tim Disaster Victim Identification (DVI), Rumah Sakit Lapangan, Rumah Sakit Rujukan, Posko Pengungsian, Tim Gizi, Tim Logistik Medis, Tim Ambulans, hingga Tim Reporter dan para korban. Setelah kegiatan simulasi kebencanaan di lanjut dengan ISHOMA dan evaluasi kegiatan bersama HIPGABI.
Skenario simulasi menggambarkan adanya gempa bumi dengan magnitude 6,8. Lokasi gempa atau episentrum terletak di koordinat 6,81°LS ; 107,55°BT (Kota Depok) dan berada pada kedalaman 10 Kilometer. Gempa ini menyebabkan ribuan korban jiwa, hilangnya puluhan ribu penduduk, serta banyak orang harus mengungsi. Simulasi Bencana berupa penanganan darurat langsung dilakukan oleh Tim Health Emergency Operation Center (HEOC), Tim Rapid Health Assessment (RHA), Tim Emergency Medical Team Coordination Cell (EMTCC), Tim Triase, Tim Reaksi Cepat (TRC), Tim Evakuator, Tim Disaster Victim Identification (DVI), Rumah Sakit Lapangan, Rumah Sakit Rujukan, Posko Pengungsian, Tim Gizi, Tim Logistik medis, dan juga Tim Ambulans.
Pada simulasi ini, seluruh sistem komando, koordinasi, komunikasi darurat diaktifkan. Pos komando tanggap darurat didirikan dan berfungsi sebagai pusat kendali. Rumah sakit rujukan (atau rumah sakit tingkat lanjutan) berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih kompleks dan mendalam bagi pasien yang dirujuk dari fasilitas kesehatan tingkat lebih rendah. Dirujuk ke rumah sakit berarti seorang pasien ditangani oleh rumah sakit lain karena kondisi medisnya membutuhkan perawatan yang lebih spesialis atau komprehensif yang tidak bisa diberikan oleh fasilitas kesehatan sebelumnya. Rujukan ini biasanya dilakukan oleh dokter atau petugas medis di fasilitas kesehatan tempat pasien pertama kali mendapatkan perawatan.
Kegiatan diakhiri dengan evaluasi dari setiap tim peran bersama HIPGABI dengan menjelaskan kekurangan apa saja yang terjadi pada saat simulasi berlangsung. Keseluruhan acara berjalan dengan lancar dan skenario terlaksana dengan baik. Mahasiswa dapat memainkan perannya sesuai dengan peran yang sudah ditentukan dan mempraktikkan ilmu serta skill yang sudah dimiliki.