• Pilih Bahasa :
  • indonesian
  • english

Masalah Gizi pada Anak dan Solusi Praktis

  • Terakhir diperbaharui : Senin, 18 September 2017
  • Penulis : Devi Puspita Sari, S.Komp
  • Hits : 2565

Masalah Gizi pada Anak dan Solusi Praktis 

Dosen S1 Ilmu Gizi

di Publikasikan 8 September 2017

1.jpg

Portal Gizi -- Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan. Dengan demikian ASI saja diberikan kepada bayi selama 6 bulan, merupakan makanan pertama bagi bayi yang bergizi seimbang.
Kebutuhan gizi bayi makin meningkat dan tidak dapat tercukupi sepenuhnya oleh ASI sehingga perlu ditambah dengan diberikan MP-ASI.
Sejak konsepsi sampai dua tahun pertama kehidupan, mas ini adalah masa kritis dan termasuk kelompok window of opportunity. Masa ini sel-sel otak tumbuh makin cepat sedemikian rupa sehingga saat usia du tahun pertumbuhan sel-sel otaknya mencapai 80%, inilah yang bertanggungjawab dalam masa kecerdasan anak.
Itulah sebabnya kecukupan gizi pada masa ini perlu diperhatikan. Jika tidak diperhatikan pada masa ini maka akan terjadi GAGAL TUMBUH-KEMBANG dan akan berlangsung permanen.. ASI Tidak Ekslusif dan MP-ASI tidak mencukupi inilah salah satu penyebabnya.
3 Masalah umum terkait Gizi dan Makanan.
  • Bayi sering menangis BUKAN berarti ASI tidak cukup
Ini adalah salah satu penyebab kegagalan ASI ekslusif, Ibu mengganggap ASI yang diberikan tidak cukup sehingga anak menangis dan ibu berpikiran untuk diberikan makanan tambahan. Ini tidak benar. Sampai umur 6 bulan, kebutuhan bayi cukup dipenuhi oleh ASI saja. Produksi ASI sangat bergantung pada intensitas bayi menyusu.
Terkait menangis ini hanya reaksi emosi bayi, karena merupakan cara komunikasi bayi untuk beritahu kebutuhannya, seperti rasa haus, lapar, kedinginan, popok basah, dll. Jadi setiap menangis, bukan berarti si bayi lapar, boleh jadi karena kedinginan atau popok basah…Bila bayi sambil membuka mulutnya, boleh jadi Bayi memang lapar.
ASI sedikit/kurang
Kita ketahui produksi ASI sangat bergantung pada rangsangan di putting SUSU (isapan) oleh bayi. Hal inilah yang merangsang pengeluaran hormone prolaktin dan oksitosin. Kian sering dan makin banyak bayi menyusu, semakin banyak produksinya dan semakin lancer pengeluarannya. Dan SEBALIKNYA. Oleh sebab itu bayi 0-6 bulan apabila sudah diberikan makanan tambahan, ia akan merasa kenyang sehingga malas menyusu, sehingga produksi dan pengeluaran terganggu.
Ada juga penyebab lain, karena posisi ibu saat menyusui salah atau ibu mengalami masalah emosi. Untuk bisa mengalirkan ASI, ibu membutuhkan let down reflex dan inilah sangat dipengaruhi oleh emosi. Oleh sebab itu ibu harus selalu dalam keadaan tenang dan berpikir positif.

Mulai sulit Makan

Sulit makan ditandai makanan sering diemut, makan sambil bermain, dan menolak makanan tertentu. Ortu harus mencari tahu kenapa itu terjadi, karena makanannnya itu itu saja atau lainnya. Usahakan lebih kreatif dalam menyajikan makanan. Pola makan yang diberikan 3 kali makan makanan utama dan 2 kali selingan. Jangan membuat anak tertekan atau dalam keadaan nangis diberikan makan.
SOLUSI PRAKTIS
Laksanakan Konsep Gizi Seimbang
  • 0-6 Bulan, ASI saja
  • 6-7 Bulan, ditambah MP-ASI dengan bentuk lembut/lumat. Contohnya, Biskuit yang dicaikan dengan ASI dan Buah yang dilumatkan
  • 8-9 Bulan, dapat diberikan bubur biasa sebanyak 8 SDM
  • 10-12 bulan, Biasanya samakan dengan makanan keluarga, sehingga di usia 12 bulan sudah dapat makan bersama kelurga. Gunakan nasi lembek dalam hal ini
  • 1-2 tahun, Usia ini diharapkan menggkonsumsi makanan keluarga agar anak dibiasakan dengan kebiasaan makanan keluarga
  • Pola Hidup Bersih
Kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan. Ini dilakukan agar bayi dapat terhindar dari penyakit ;
Kebersihan gigi dan mulut
Untuk bayi bersihkan permukaan gigi dan gusinya dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi air matang
Kebersihan Tubuh
Mandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore agar terhindar dari kuman yang menghinggapi tubuhnya

Pemantauan Berat Badan

Alasannya karena Anak sehat, tambah umur, tambah berat badan (BB) dan panjang/tinggi badan (PB/TB). Karena 2 bulan berturut-turt tidak terjadi penambahan berat badan berarti pertumbuhan anak terganggu yang merupakan tanda awal kekurangan gizi.
Semoga bermanfaat para Ibu yang selalu berusaha agar anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik.
Oleh Taufik Maryusman, S.Gz, M.Gizi, M.Pd
Informasi