• Pilih Bahasa :
  • indonesian
  • english

Dukungan Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Korban Bencana Banjir

  • Terakhir diperbaharui : Senin, 13 Januari 2020
  • Penulis : Devi Puspita Sari, S.Komp
  • Hits : 1243

FIKES UPNVJ - Pada Hari Kamis dan Jum'at tanggal 9 - 10 Januari 2020 Mahasiswa S1 Keperawatan Mengikuti Kegiatan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial dalam Rangka Membantu Korban Banjir di Kelurahan Pesakih Jakarta Barat Jakarta Barat yang didampingi oleh Dosen S1 Keperawatan Ns. Evin Novianti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep. J.

Rangkaian Bencana yang dialami Indonesia, Khususnya pada tahun 2004 dan 2005 melalui bencana tsunami di Nangroe Aceh Darrusalam dan Kepulauan Mentawai, telah menggambarkan kesadaran mengenai kerwanan dan kerentanan masyarakat. Sikap reaktif dan pola penanggulangan bencana yang dilakukan dirasakan tidak memadai, dan dirasakan kebutuhan untuk mengembangkan sikap baru yang lebih proaktif, menyeluruh, dan mendasar dalam menyikapi bencana dari semua pihak, termasuk perawat.

bencana1.jpg

Perawat yang merupakan mayoritas tenaga kesehatan baik secara global (80%) dan nasional di Indonesia (60%), berkonstribusi pada pelayanan kesehatan melalui praktik keperawatan yang unik yaitu bersifat konstan, kontinyu, koordinatif dan advokatif dengan garapan ilmu keperawatan (Allgood, 2006). Perawat jiwa berada dalam posisi kunci dalam membantu proses pemulihan dan memberikan dukungan bagi masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang spesifik secara mandiri dan berkolaborasi dengan profesi lain.

Wujud nyata kontribusi perawat jiwa bagi Negara sudah dimulai sejak Bencana Tsunami Aceh Tahun 2004 silam, melalui kegiatan deteksi dini, pelatihan perawat dan  kader di masyarakat untuk penanganan masalah kesehatan jiwa dan psikososial. Kegiatan serupa telah direplika di daerah lainnya yaitu Gempa Gunungsitoli dan Kepulauan Mentawai pada tahun 2005, Gempa Bumi Nabire tahun 2004 dan banjir besar tahun 2016, Erupsi Gunung Sinabung Bengkulu tahun 2000 dan 2017, meletus Gunung Merapi 2010, Erupsi Gunung Sinabung  2010, letusan Gunung Lokon di Sulawesi tahun 2015, meletusnya Gunung Agung Bali tahun 2018 dan tahun 2018 ini juga gempa Lombok di NTB, Tsunami di Sulawesi Tengah (Palu, Donggala, Sigi). Pelayanan psikososial juga diberikan pada bencana banjir di beberapa Propinsi seperti Wasior yang mengalami kerusakan parah kena banjir bandang pada tahun 2010, Jawa Tengah hampir setiap tahun sejak tahun 2016, banjir di Pacitan Jawa Timur pada tahun 2017, bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di Bali pada tahun 2017, kebakaran di Bogor Jawa Barat pada tahun 2018, serta banjir tahunan yang selalu dialami warga DKI Jakarta.

bencana2.jpg

Dengan demikian penatalaksanaan masalah keperawatan jiwa tidak akan terlepas dari penatalaksanaan pemenuhan dasar, perawatan luka fisi maupun pemenuhan logistik untuk keberlangsungan kehidupan. Jika penyitas bencana memiliki ketahanan mental yang baik selama pengungsian tentu proses rehabilitasi dan rekontruksi dapat lebih cepat tercapai.

Buku ini bertujuan untuk memberi pedoman penatalaksanaan pelayanan keperawatan jiwa bencana. Sedini mungkin perawat membantu mendeteksi tanda dan gejala masalah kesehatan jiwa, psikososial, dan gangguan jiwa serta memberikan asuhan keperawatan jiwa untuk memberikan kemampuan beradaptasi terhadap masalah yang dialami maka dapat mempercepat pemulihan kesehatan dan mencegah terjadinya gangguan jiwa. TIADA KESEHATAN TANPA KESEHATAN JIWA.

  Bencana.jpg

Informasi